cerpen SUNGAI ITU

SUNGAI ITU…

Siang itu Aku bersama teman serumahku pada saat “live in” di stasi Beiji, pergi untuk berjalan-jalan .Kami pergi menjemput teman kami yang lain untuk pergi ke tempat penangkaran rusa yang berada di daerah tersebut.Kami ber-enam pergi ditemani oleh orang tua”live in”teman kami.

Kami berjalan sangat jauh.Jalan setapak dari bongkahan batu kapur dan suasana terik yang panas, sangat membuat kami berkeringat. Jalan yang berbatu-batu itu benar benar mengingatkan jalan yang dialami oleh ‘Yesus’ di bukit Golgota. Kami pun terus menyusuri jalan yang sangat panas itu. Sekejap kulihat bayangan seekor rusa dengan tanduk yang runcing berlari melewati kami. Kupastikan penglihatanku kepada teman-temanku.tapi ternyata mereka sama sekali tidak melihatnya. Aku pun bertanya pada pembimbing kami yang mengantar,”apakah kita sudah sampai ke tempat penangkaran rusa? Kata pembimbing kami , tempat penangkaran rusa masih jauh dari tempat ini. Kami pun melewati pepohonan kayu putih.Daerah yang kami lewati sangat berbau minyak kayu putih yang sangat menyengat. Aku pun muak dengan tempat tersebut,rasanya ingin cepat melewati pepohonan itu.

Dan sampailah kami ke sebuah sungai yang dekat dengan tempat penangkaran rusa di daerah itu.Sungai tersebut mengalir sangat indah.Dihiasi bukit-bukit yang berjejer, terlihat indah sekali.

Aku pun tak sadar dan tiba-tiba mengajak temanku,Hardi untuk turun ke tempat sungai itu. Aku melndekati sungai tersebut dan melihat sungai dengan air yang bening berwarna hijau mengalir,dan terlihat sangat dangkal .Kira kira hanya selutut. Beberapa saat kemudian teman-temanku yang lain pun turun,mereka memuji keindahan sungai yang mengalir tersebut . Sempat terpikir olehku, mengapa pada saat musim yang panas dan paceklik ini , sungai itu dapat mengalir deras, Dan mengapa orang-orang di sekitar sana tidak memakai air dari sungai tersebut untuk mereka pakai untuk kegiatan sehari-hari.

Kami pun berfoto ria di sungai tersebut.Kulihat Hardi temanku ingin memasukan kakinya ke sungai itu,dan ingin untuk menyebranginya ke bukit kecil lainnya.Dia pun hampir tergelincir jatuh lalu kutarik tangannya. Ia berkata kepadaku bahwa batu yang dipijaknya sangat licin.

Kami pun ber-enam pergi kembali naik untuk menapaki jalan setapak menuju ke tempat penangkaran rusa .Tapi sembari berjalan terpikir olehku , mengapa temanku yang agak fasih berbahasa Jawa tidak ikut turun bersama kami? Pada saat kami bermain berlima, hanya ia sendiri yang duduk mengobrol bersama dengan orang tua yang menemani kami.

Sampailah kami ke tempat penangkaran rusaitu, dan kami pun melihat rusa dari atas. Orang tua yang menemani kami memberi kami mangga dengan berbagai jenis , karena dia meminta mangga dari tetangga-tetangganya.

Setelah puas kami melihat rusa, kami pun pulang dengan jalan yang memutar melewati pabrik penyulingan kayu putih, dan berjalan lewat jalan tanah setapak yang tertutup oleh dedaunan kayu putih yang kering. Kakiku pun terasa panas karena menginjak dedaunan kayu putih yang kering, begitupun teman-temanku merasakan hal yang sama.

Kami pun berjalan dan mengantar teman-teman kami pulang ke rumah tinggal masing masing.Sisanya tinggal aku dan temanku Hardi berjalan menuju ke rumah. Kulihat ada seorang kakek tua memanggil-manggil Hardi temanku.katanya,’Kowe badhe tindak pundi?Nderek kulo?,Aku pun bertanya apa artinya pada Hardi,karena dia memang mengerti bahasa Jawa.Hardi menberi tahu bahwa ia bertanya mau kemana,mari ikut saya. Aku pun heran mengapa hanya Hardi yang diajak,padahal kami sama sekali tidak mengenalnya. Kami pun langsung berjalan menuju kerumah.

Sore pun tiba dan kami semua pergi ke gereja Beiji untuk kumpul-kumpul, dan kami bercerita bahwa kami pergi ke tempat penangkaran rusa beserta sebagian teman kami. Guru kami langsung mengernyitkan kening lalu memberi tahu kami agar tidak melewati sungai pada saat ke tempat itu, Karena para sesepuh disana memberi tahu bahwa sungai itu merupakan tempat yang angker. Dan katanya 2 minggu yang lalu rombongan mahasiswa yang KKN disana bermain di sungai itu,dan ada seorang yang hilang disana,sampai sekarang belum ditemukan.Seolah kami tak percaya,tidak mungkin di tempat seindah itu ada makhluk penunggunya.Tetapi karena keindahannya penunggu sungai itu menarik perhatian kita untuk pergi bermain kesana .Dan terpikir saat itu mengapa temanku Hardi ingin masuk ke air sungai itu?

Pada saat bincang-bincang lampu ruangan aula tempat kita berkumpul, yang sangat terang lalu mati hingga gelap gulita. Dan tiba-tiba Hardi berkata kepadaku bahwa ada orang berjalan dibelakangnya. Akupun melihat ke belakangnya,sepertinya tak kulihat seorang pun disana, tetapi mengapa temanku mengaku bahwa bulu kuduknya berdiri dan selalu dijaga oleh seseorang. Aku pun tak menghiraukannya ,dan tak peduli mungkin hanya bayangan dia saja , setelah mendengar cerita dari guru kami.

Aku pun berjalan untuk mengobrol dengan teman ku yang lain dalam suasana gelap. Tetapi saat ku duduk ku melihat ada sosok yang cepat berjalan mondar-mandir di belakangku. Kusorot lampu senter mungilku dan tak kulihat siapapun. Semua temanku serta guru pembimbing sedang duduk menunggu cahaya terang kembali.Setelah cahaya terang kami kembali bincang-bincang dan menunggu para mudika stasi tersebut untuk perkenalan.

Kami pun pulang ke rumah masing-masing. Aku dan temanku langsung tidur sesampai di rumah.Dan aku bermimpi ada sesosok makhluk dengan tanduk seperti Rusa serta berbulu lebat dengan janggut panjang berwarna putih,Ia memakai baju seperti yang digunakan oleh kakek.Kakek yang tak dikenal pada saat perjalanan pulang siang tadi.Ia berbicara bahwa ia ingin mengambil temanku pada saat di sungai karena temanku melempar batu merah ke dalam sungainya itu.Batu itu merupakan mustikanya.Ia tidak ingin diganggu katanya.Sekejap aku terbangun dan melihat Hardi tidur seperti sambil dicekik dan berteriak minta tolong. Aku pun langsung membangunkannya tetapi tidak bisa terbangun. Lalu aku pun berdoa sambil menggenggam salib kecil pemberian pastor yang kulupa namanya pada saat di Sendangsono, yang kubawa pada saat ‘Live in’itu. Salib itu memang sering kubawa untuk melindungiku pada saat pergi jauh. Setelah itu kucoba untuk membangunkan Hardi ,lalu ia pun tersentak bangun seperti ketakutan. Hardi bercerita bahwa ia mimpi dicekik oleh sesosok makhluk seperti manusia rusa.Ia ingin membunuh temanku karena menghilangkan mustika Bayuruso,batu berwarna merah yang ia lempar ke sungai itu.Lalu aku pun bercerita tentang mimpi yang kualami.rupanya makhluk yang ingin membunuhnya sama seperti yang ada dalam mimpiku.Aku pun dan tem,anku terus terjaga tidak bisa tidur sampai pagi.

Siangnya kami temui teman kami yang ikut bersama kami pada saat ke sungai itu.Mereka pun bermimpi sama sepertiku, yaitu didatangi oleh makhluk seperti rusa dengan janggut putih yang sangat panjang,Ia ingin membawa Hardi ke tempat istananya untuk dijadikan budak.

Aku punmenemui orang tua yang mengantar kami ketempat rusa dan bertanya tentang makhluk rusa tersebut.Dan memang benar bahwa makhluk dengan tanduk rusa itu adalah mbah Sugih Surongijo,ia adalah penunggu sungai itu dan akan membawa manusia yang berbicara sompral atau mengganggunya di sungai itu. Orang tua yang mengantar kami tidak dapat melarang kami karena ada seseorang yang menahannya untuk tidak memanggil kami.

Salah seorang teman kami yang sedikit fasih berbahasa Jawa juga diam tak dapat bergerak dan berkata-kata.Karena pada saat itu teman kami ditahan oleh semacam roh seorang mahasiswa yang sepertinya hilang pada saat bermain di sungai tersebut.

Aku pun bertanya mengapa air di sungai itu tidak dipakai oleh penduduk setempat? Orang tua kami memberi tahu bahwa air itu adalah kekuasaan mbah Sugih tersebut.Mereka takut menjadi budak dalam istana nya itu.Serta untuk menghormati mbah Sugih tersebut,mereka memberi sesajen abadi dengan dibuatkannya tempat penangkaran rusa didekat sungai itu oleh penduduk setempat.(cerpen by Aman.W/11/04)

Tinggalkan komentar